|
Serangan di Rumah Sakit Al-Ahli (foto: https://afsc.org/) |
Serangan demi serangan yang terjadi di Gaza sudah melewati batas-batas kemanusiaan. Puncaknya adalah ketika sebuah serangan mengarah pada pengeboman rumah sakit di Gaza. Menurut AFP, pada selasa 17/10, sebuah serangan bom mengarah ke Rumah Sakit Baptist Al-Ahli milik gereja kristen anglikan yang berlokasi di Gaza. Karena ledakan yang sangat kuat itu, rumah sakit tersebut hancur dan diperkirakan sekitar 500 orang yang berada di dalam rumah sakit meninggal. Selain itu, ribuan orang terluka karena bom tersebut. Rumah Sakit Al Ahli semula dianggap tempat yang aman untuk mengungsi, sehingga bukan hanya pasien dan tenaga medis yang ada di dalam rumah sakit tersebut, melainkan juga pengungsi.
Israel sebelumnya telah mengultimatum warga Palestina di bagian utara Gaza untuk segera mengosongkan Gaza. Karena itu, banyak penduduk Gaza yang bergerak menuju selatan, dan rumah sakit Al-Ahli dianggap sebagai salah satu tempat yang aman untuk warga sipil. Sayangnya, dugaan mereka salah. Israel dengan semena-mena mengebom tempat yang didominasi oleh wanita dan anak-anak tersebut.
Rumah Sakit Baptis Al-Ahli sendiri berlokasi di sebuah tempat di pusat kota Gaza, di mana rumah sakit tersebut merupakan salah satu lembaga di bawah gereja Episkopal yang berpusat di Jerusalem. Menurut Palestine Chronicle, rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit tertua di Gaza.
Dunia Islam dan Arab tentu sangat murka mendengar peristiwa tersebut. Rencana pertemuan presiden Joe Biden dengan sejumlah pemimpin Arab pun dibatalkan, karena para pemimpin Arab sangat marah dan menolak bertemu Joe Biden. Sebagaimana dilansir dari Al-Jazeera, Raja Yordania, Abdullah, dan presiden Palestina, Mahmoud Abbas, membatalkan pertempuan dengan Biden.
Israel Membantah
Israel merupakan tertuduh utama peristiwa peledakan tersebut. Selain fakta bahwa bom tersebut sangat kuat dan canggih, yang hanya bisa dimiliki Israel. Menurut pejabat kementerian kesehatan Palestina, Abu Al-Rish, sebelum pengeboman, Israel sempat menelepon direktur Rumah Sakit Al-Ahli dan memberi peringatan. Dua tembakan artileri juga diarahkan ke rumah sakit Al-Ahli sebagai ultimatum.
Namun, Israel membantah telah mengebom rumah sakit tersebut, bahkan menuduh Jihad Islam sebagai pelakunya. Mereka menuduh Jihad Islam salah sasaran saat menembakkan roketnya. Tentu saja Jihad Islam membantah dan mengatakan bahwa roket mereka tak memiliki kekuatan sebesar itu untuk meledakkan sebuah rumah sakit.
Bantahan Israel tidak dipercayai oleh banyak kalangan. Ada beberapa alasan mengapa banyak yang tidak percaya dengan klaim Israel.
Pertama, sebelum pengeboman, sebagaimana tersebut di atas, direktur rumah sakit Al-Ahli sudah diultimatum oleh Israel. Kedua, menurut WHO, sejak awal peperangan, Israel telah mentargetkan beberapa fasilitas kesehatan di Gaza. Ada 51 serangan terhadap berbagai rumah sakit, yang menewaskan 15tenaga medis. Ketiga, di media sosial X (Twitter), Hananya Naftali, asisten Benyamin Netanyahu bahkan sempat mengunggah posting tentangs serangan udara IDF ke sebuah rumah sakit di Gaza, namun posting tersebut segera dihapus. Keempat, baik Jihad Islam maupun Hamas, tidak memiliki senjata yang bisa menyebabkan kerusakan dan pembunuhan sebanyak itu dalam waktu singkat.
Kelima, Jihad Islam maupun Hamas membantah telah menyerang rumah sakit Al-Ahli, yang merupakan rumah sakit warga mereka sendiri yang mereka bela selama ini. Biasanya, Hamas maupun Jihad Islami selalu bersikap berani bertanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan. Keenam, dalam 12 hari sejak awal perang 7 Oktober 2023 kemarin, Israel telah melakukan banyak kebohongan, seperti kasus pembantaian bayi dan perkosaan perempuan Israel oleh Hamas. Kebohongan tersebut telah dibongkar oleh para jurnalis yang bertugas di Gaza.
Mengapa Israel mencoba menyangkal pengeboman tersebut. Sangat mungkin Israel jeri dengan kecaman beberapa negara sekutu, seperti Inggris, Perancis, dan bahkan Amerika Serikat sendiri. Mereka tak menduga bahwa respons barat terhadap pengeboman tersebut sangat keras. Israel juga takut dengan kemarahan negara-negara berpenduduk mayoritas Kristen yang selama ini cenderung pro kepada Israel. Sangat masuk akal, bukan?
Posting Komentar untuk "Keji, Rumah Sakit Gaza Diledakkan, 500 Wafat"
Posting Komentar