Widget HTML #1

Tata Cara Shalat: Urutan Bacaan dan Gerakan Shalat Lengkap


Shalat merupakan tiang agama. Jadi, kedudukan shalat itu sangat penting bagi seorang muslim. Dalam sebuah hadist disebutkan, “Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah mengenai shalat, barangsiapa meninggalkannya maka dia kafir.” (HR. Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah).

Namun begitu, para Imam Mazhab, seperti Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Abu Hanifah, tidak menghukumi orang yang tidak shalat karena malas atau lalai sebagai kafir, melainkan melakukan dosa besar. Lain halnya jika meninggalkan shalat karena tidak menganggap bahwa itu kewajiban, hal tersebut bisa dihukumi kafir.

Tentu seorang Muslim harus sangat berhati-hati dengan tidak melalaikan shalat, karena meninggalkan shalat wajib adalah dosa yang besar dan harus sebisa mungkin kita hindari.

Sebagaimana kita tahu, shalat dibagi menjadi dua, yakni shalat fardhu (wajib) dan shalat sunnah. Gerakan shalat pada prinsipnya sama, tergantung dengan rakaatnya dan jenis shalatnya. Shalat jenazah misalnya, tidak dilakukan dengan gerakan yang lazim. Demikian juga shalat gerhana, yang gerakannya agak berbeda. Kami akan membahas pada artikel lain. Sementara, shalat-shalat lainnya, prinsip gerakannya sama.

Bagaimana cara mengerjakan shalat (selain shalat jenazah)? Berikut adalah urutan shalat beserta gerakan, bacaan, dan kedudukannya (rukun atau sunnah). Untuk mengetahui detil apa-apa saja yang termasuk dalam rukun shalat, silakan baca di sini: Rukun Shalat, Agar Shalat Kita Sah, Apa Saja?

1. Niat 

Niat merupakan pekerjaan hati, dan merupakan rukun qolbi (rukun yang dikerjakan hati) dari shalat. Karena sifatnya rukun qolbi, niat tidak perlu dilafalzkan di mulut. Akan tetapi, karena niat merupakan hal yang sangat penting dan bisa membatalkan shalat jika terlewat, sebagian ulama menjadikan niat sebagai bagian dari urutan shalat, dan dilafalzkan dengan bacaan sebagai berikut:

Niat shalat Subuh

"Usholli fardho shubhi rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillahi ta'aala". Artinya, "Aku niat melakukan sholat fardhu Subuh dua rakaat, menghadap kiblat, karena Allah ta'ala".

Niat shalat Dhuhur

"Usholli fardho dzuhri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillahi ta'aala". Artinya, "Aku niat sholat fardu Dhuhur empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala".

Niat shalat Asyar

 "Ushalli fardho 'ashri arba'a raka'aatim mustaqbilal qiblati adaa-an lillahi ta'aala" yang artinya "Aku niat melakukan sholat fardhu Ashar empat rakaat sambil menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta'ala".

Niat shalat Maghrib

"Ushalli fardho maghribi tsalaatsa raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aala". Artinya, "Saya niat sholat fardhu Maghrib tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala".

Niat shalat Isya

"Usholli fardlo i'syaa-i arba'a roka'aataim mustaqbilal qiblati adaa-an lillahi ta'aala". Artinya, "Aku niat melakukan sholat fardu Isya empat rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini, karena Allah ta'ala".

Perhatikan kata yang kami tebalkan dalam niat tersebut. Kata tersebut menunjukkan kedudukan shalat—wajib atau sunnah, nama shalat dan jumlah rakaatnya. Maka, jika Sobat mengerjakan shalat sunnah dhuha dengan jumlah rakaat dua rakaat, maka niatnya diganti: Ushalli sunnatadh dhuhaa rak'ataini… dan seterusnya.

Apakah niat harus dibaca atau cuma di dalam hati? Terkait dengan hal ini, silakan Sobat mencari kemantapan masing-masing, karena Redaksi Demuslim menghindari perdebatan untuk hal-hal yang sifatnya ikhtilaf (perbedaan pendapat) di kalangan ulama.

2. Takbiratul Ihram

Merupakan gerakan memulai shalat. Hukumnya rukun, sehingga tidak boleh ditinggalkan.

Gerakan yang dilakukan pada saat ini adalah berdiri dan mengangkat kedua tangan dengan jari rapat, sejajar telinga pada laki-laki, pada perempuan boleh sejajar pundak, lalu tangan bersedekap di atas pusar dan di bawah dada, dengan posisi tangan kanan di atas tangan kiri.

Saat mengangkat tangan, kita mengucapkan: Allaahu Akbar. Artinya: Allah maha besar. Lalu bersedekap.

3. Membaca Doa Iftitah 

Dalam kondisi tangan bersedekap, membaca doa iftitah. Doa iftitah adalah sunnah dalam shalat. Setidaknya ada dua versi doa iftitah. Sekali lagi, ini adalah ikhtilaf, sehingga tidak perlu diperdebatkan, silakan Sobat mantap memakai yang mana.

Di Indonesia, doa yang lazim dipakai oleh jamaah Muhammadiyah (diriwayatkan dari Abu Hurairah oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim) adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ

Allahumma baa'id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqa tsaubul abyadlu minaddanasi. Allahummaghsil khathaayaaya bil maai watstsalji walbaradi.

Artinya: "Ya Allah, jauhkanlah diriku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana telah Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana telah Engkau bersihkan baju putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah diriku dari kesalahan-kesalahan-ku dengan air, es dan embun."

Sedangkan jamaah NU (Mazhab Syafi’i) biasa menggunakan bacaan yang diriwayatkan dari Imam Ali bin Abi Thalib oleh Imam Muslim sebagai berikut.

اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ"

Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Artinya: "Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah. Maha Suci Allah pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku (hatiku) kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim."

4. Membaca Al-Fatihah

Posisi masih berdiri dan bersedekap. Membaca Al-Fatihah adalah rukun dalam shalat, sehingga tidak boleh ditinggalkan.  Ada berbagai pendapat dalam membaca Al-Fatihah. Jika shalat sendirian, maka jamaah harus membacanya sendiri. Jika shalat berjamaah, bisa mendengarkan bacaan Imam jika Imam membaca secara jahr (terang dan jelas dengan suara keras). Namun jika bacaan Imam tidak jahr, maka makmum tetap harus membaca sendiri dengan tanpa suara.

1. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

bismillâhir-raḫmânir-raḫîm

Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

 2. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

al-ḫamdu lillâhi rabbil-‘âlamîn

Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam

 3. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ

ar-raḫmânir-raḫîm

​​​​​​​Artinya: Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

 4. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ

mâliki yaumid-dîn

​​​​​​​Artinya: Pemilik hari Pembalasan.

 5. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

iyyâka na‘budu wa iyyâka nasta‘în

​​​​​​​Artinya: Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.

6. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ

ihdinash-shirâthal-mustaqîm

​​​​​​​Artinya:​​​​​​​ Bimbing lah kami ke jalan yang lurus,

 7. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَࣖ

shirâthalladzîna an‘amta ‘alaihim ghairil-maghdlûbi ‘alaihim wa ladl-dlâllîn

​​​​​​​Artinya: (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.

5. Membaca Surat Pendek Atau Petikan Al-Quran 

Posisi masih berdiri dan bersedekap.

Membaca bacaan-bacaan Al-Quran, baik surat-surat pendek maupun petikan ayat Al-Quran sifatnya sunnah, dilakukan setelah selesai membaca surat Al-Fatihah. Berikut ini kami contohnya surat Al-Ikhlas.

 "Qul huwallâhu aḫad, allâhush-shamad, lam yalid wa lam yûlad, wa lam yakul lahû kufuwan aḫad".

Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu.(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."

6. Rukuk 

Posisi rukuk

Rukuk adalah bagian dari rukun dalam shalat, berupa gerakan membungkukkan badan dengan tangan di lutut. 

Pada saat rukuk, kita membaca:

Subhaana rabbiyal 'adhiimi wabihamdih (3x)

Artinya: maha suci Tuhanku yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya

7. I’tidal 



I'tidal juga termasuk dalam rukun shalat. Tidak boleh ditinggalkan. Setelah rukuk, kita melakukan I’tidal, yaitu gerakan berdiri tegak setelah rukuk sembari tangan diangkat.  

Sembari melakukan gerakan tersebut, kita membaca: Sami’allaahu liman hamidah.

Artinya: " Aku mendengar orang yang memuji-Nya."

Lalu berdiri tegak dengan tangan lurus di samping (namun ada ikhtilaf di kalangan ulama, ada yang saat berdiri tegak ini kita tidak bersedekap). Pada saat ini kita membaca:

Rabbanaaa lakal hamdu mil-ussamaawaati wa mil-ul-ardhi wa mil-u maa syik-ta min syai-im ba'du.

Artinya: "Ya Allah Tuhan Kami, Bagi-Mu lah segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu."

8. Sujud Pertama

Posisi sujud

Sujud juga termasuk dalam rukun shalat. Setelah i’tidal, kita bersujud dengan tujuh anggota tubuh menyentuh lantai/sajadah, yaitu kening, telapak tangan kanan dan kiri, lutut kanan dan kiri, ujung telapak kaki kanan dan kiri.

Bacaan saat sujud adalah sebagai berikut:

Subhaana rabbiyal 'alaa wa bihamdih (3x)

Maha suci Rabb-ku yang Maha Tinggi dan memujilah aku kepada-Nya

9. Duduk di Antara Dua Sujud 

Gerakan: duduk dengan kaki kiri dilipat (lihat gambar)


Pada saat ini, kita membaca doa di antara dua sujud sebagai berikut:

"Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii"

Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku, sayangilah aku, cukupkanlah aku, tinggikanlah derajatku, berikanlah aku rezeki, berikanlah petunjuk, berikanlah kesehatan dan maafkanlah aku".

Perhatikan, bacaan dalam gerakan ini adalah doa yang memiliki arti luar biasa. Maka, kita perlu lebih khusyuk dan tidak terburu-buru. Semua bacaan shalat memang harus khusyuk dan tenang, namun doa duduk di antara dua sujud ini adalah bacaan yang sering ditinggalkan.

10. Sujud Kedua 

Posisi sujud

Gerakan dan bacaan yang dilakukan dalam sujud kedua sama persis seperti sujud pertama. 

11. Tasyahud Awal (Tahiyat Awal)

Pada tasyahud awal, kita duduk dengan kaki kiri dilipat seperti saat duduk di antara dua sujud. Kedua telapak tangan berada di atas lutut masing-masing.

Attahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa barokaatuh. Assalaaamu'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli 'alaa Muhammad.

Artinya: "Segala kehormatan, keberkahan, rahmat, dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya tetap tercurahkan atasmu, wahai Nabi. Semoga keselamatan tetap terlimpahkan atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang saleh."

Saat mengucapkan Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli 'alaa Muhammad, telunjuk jari tangan kita mengacung ke depan.

Sebagian ulama mengajarkan dengan bacaan yang sedikit berbeda sebagai berikut:

Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu waththoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh. Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahi shshoolihiin. Asyhadu anlaa ilaaha illallaah waasyhadu annamuhammadan ‘abduhu warosuuluh.

Artinya:

Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan Allah. Semoga keselamatan bagi Engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya.

13. Tasyahud Akhir (Tahiyat Akhir)   

Tasyahud akhir dilakukan di akhir shalat. Jika shalatnya hanya 2 rakaat, berarti tidak ada tasyahud awal, tetapi langsung. tasyahud akhir. Duduk pada tasyahud akhir berbeda dengan tasyahud awal.

Duduk dengan kaki kiri dilipat, kaki kanan tegak.  Kedua tangan berada di atas lutut masing-masing.

Silakan lihat gambar. Pada gambar di bawah ini terlihat beda duduk saat duduk tasyahud awal (tahiyat awal) dan tasyahud akhir (tahiyat akhir).


Bacaan tasyahud akhir sama dengan tasyahud awal, namun ditambah dengan shalawat. Menjadi sebagai berikut:

"At tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. As salaamu'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wabarakaatuh, assalaamu'alaina wa'alaa ibaadillaahishaalihiin. asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammad rasuulullaah.

Saat mengucapkan Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli 'alaa Muhammad, telunjuk jari tangan kita mengacung ke depan.

Aallaahumma shalli'alaa muhammad, wa'alaa aali muhammad. kamaa shallaita alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim. Wabaarik'alaa muhammad wa alaa aali muhammad. kamaa baarakta alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim, fil'aalamiina innaka hamiidum majiid."

"Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad.

Ya Allah, limpahi lah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad, seperti rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahi lah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya, seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, Engkau lah Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia diseluruh alam."

Demikian juga dengan bacaan versi lainnya, juga ditambah dengan shalawat.

Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu waththoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh. Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahi shshoolihiin. Asyhadu anlaa ilaaha illallaah waasyhadu annamuhammadan ‘abduhu warosuuluh.

Saat mengucapkan Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli 'alaa Muhammad, telunjuk jari tangan kita mengacung ke depan.

Aallaahumma shalli'alaa muhammad, wa'alaa aali muhammad. kamaa shallaita alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim. Wabaarik'alaa muhammad wa alaa aali muhammad. kamaa baarakta alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim, fil'aalamiina innaka hamiidum majiid."

Artinya:

Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan Allah. Semoga keselamatan bagi Engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya.

Ya Allah, limpahi lah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad, seperti rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahi lah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya, seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, Engkau lah Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia diseluruh alam."

13. Salam 

Salam adalah gerakan menoleh ke kanan dan kiri sambil membaca: Assalamu ‘alaikum warahmatullah dua kali, yakni saat menengok ke kanan dan ke kiri. 

Urutan Gerakan Shalat 2 rakaat (misal shalat subuh)

Niat - takbiratul ikhram – membaca iftitah – membaca surat al-fatihah - membaca surat pendek atau petikan ayat Al-Quran – rukuk – I’tidal – sujud pertama – duduk di antara dua sujud – sujud kedua – berdiri untuk rakaat kedua, membaca al-fatihah  - membaca surat pendek atau petikan ayat al Quran – rukuk – I’tidal – sujud pertama – duduk di antara dua sujud – sujud kedua – tasyahud akhir – salam.

Urutan Gerakan Shalat 3 rakaat (misal shalat maghrib)

Niat - takbiratul ikhram – membaca iftitah – membaca surat al-fatihah - membaca surat pendek atau petikan ayat Al-Quran – rukuk – I’tidal – sujud pertama – duduk di antara dua sujud – sujud kedua – berdiri untuk rakaat kedua, membaca al-fatihah  - membaca surat pendek atau petikan ayat al Quran – rukuk – I’tidal – sujud pertama – duduk di antara dua sujud – sujud kedua – tasyahud awalberdiri untuk rakaat ketiga, membaca al-fatihah  - membaca surat pendek atau petikan ayat al Quran – rukuk – I’tidal – sujud pertama – duduk di antara dua sujud – sujud kedua – tasyahud akhir – salam.

Urutan Gerakan Shalat 4 rakaat (misal shalat Isya)

Niat - takbiratul ikhram – membaca iftitah – membaca surat al-fatihah - membaca surat pendek atau petikan ayat Al-Quran – rukuk – I’tidal – sujud pertama – duduk di antara dua sujud – sujud kedua – berdiri untuk rakaat kedua, membaca al-fatihah  - membaca surat pendek atau petikan ayat al Quran – rukuk – I’tidal – sujud pertama – duduk di antara dua sujud – sujud kedua – tasyahud awalberdiri untuk rakaat ketiga, membaca al-fatihah  - membaca surat pendek atau petikan ayat al Quran – rukuk – I’tidal – sujud pertama – duduk di antara dua sujud – sujud kedua - berdiri untuk rakaat keempat, membaca al-fatihah  - membaca surat pendek atau petikan ayat al Quran – rukuk – I’tidal – sujud pertama – duduk di antara dua sujud – sujud kedua – tasyahud akhir – salam.

Demikian urutan shalat secara ringkas dengan kedudukan setiap gerakan dan bacaannya. Semoga jelas dan bisa dipraktikkan dengan mudah. Kami tekankan, bahwa dalam ibadah shalat, terdapat banyak perbedaan atau ikhtilaf di antara para ulama. Sehingga ada baiknya Sobat sekalian juga mencari bahan dari lebih banyak sumber. Akan tetapi, menurut hemat kami, sebagai awal dalam belajar, artikel yang kami tulis sudah cukup memadai.

Jika ada hal-hal yang ingin ditanyakan bisa di kolom komentar, ya Sobat.

Ditulis oleh Afifah Afra dan tim Demuslim.

Posting Komentar untuk "Tata Cara Shalat: Urutan Bacaan dan Gerakan Shalat Lengkap "