Widget HTML #1

Keutamaan dan Tata Cara Shalat Subuh

 

Shalat Subuh termasuk dalam shalat wajib lima waktu yang dikerjakan pagi hari, yakni saat fajar terbit. Meskipun saat itu hampir semua umat manusia sedang dalam kondisi tertidur lelap, agama ini mewajibkan pemeluknya untuk bangun, dan mengerjakan shalat Subuh. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelapnya malam, dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Isra’: 78).

Keutamaan Shalat Subuh

Shalat Subuh memiliki kedudukan sangat utama. Dalam hadist disebutkan, “Barang siapa yang melaksanakan shalat Subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah ...” (HR. Muslim, no. 657). Kita bisa membayangkan, betapa indah dan nyamannya kehidupan yang dijamin oleh Allah SWT. Jadi, jangan pernah merasa malas shalat subuh tepat waktu, ya.

Namun, shalat ini memang sangat berat dilakukan, terutama bagi yang terbiasa tidur larut malam. Oleh karenanya, Rasul bersabda, “Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh. Seandainya mereka tahu keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Faktanya, banyak riset menyebutkan bahwa bangun pagi ternyata berhubungan erat dengan kesuksesan. Di negara-negara seperti Malaysia dan Singapura, rakyat di sana rajin bangun pagi dan ternyata berefek terhadap kemajuan bangsanya. Sebagaimana dilansir dari afifahafra.com, ternyata meskipun posisinya sama dengan Pulau Sumatera, jam yang diterapkan di Malaysia dan Singapura sama dengan WITA (waktu Indonesia Bagian Tengah). Aktivitas di sana dimulai jam 7 pagi, namun sejatinya masih jam 6 pagi sesuai dengan kondisi WIB (Waktu Indonesia Barat).

Rajin shalat subuh jelas memicu kebiasaan bangun pagi. Selain memiliki persiapan yang lebih baik, orang yang biasa bangun pagi akan lebih sehat, dinamis dan aktif.

Syarat-Syarat Shalat Subuh

Agar shalat kita sah, tentu ada syarat-syaratnya, yang meliputi syarat pewajiban shalat, yaitu beragama Islam, berakal, dan baligh; dan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum shalat, yakni suci dari hadats dan najiz, menutup aurat, telah masuk waktu shalat (dalam ini berkumandang adzan subuh), mencari tempat suci (diutamakan di masjid), dan menghadap kiblat.

Baca lebih detil bisa klik tautan ini:

Shalat Kita Sudah Sah? Ini Syarat-Syaratnya - 1

Shalat Kita Sudah Sah? Ini Syarat-Syaratnya - 2

Saat hendak shalat subuh, kebanyakan seseorang dalam kondisi baru bangun tidur. Tidur sebenarnya tidak menjadi sebab diwajibkannya mandi besar, kecuali jika melakukan jimak atau hubungan seksual. Jika melakukan hubungan seksual, maka wajib untuk mandi besar. Jika tidak melakukan, cukup berwudhu saja.

Tata Cara Shalat Subuh

Shalat subuh terdiri dari dua rakaat. Tata cara pengerjaannya adalah sebagai berikut:

Rakaat Pertama

1. Niat 

Niat merupakan pekerjaan hati, dan merupakan rukun qolbi (rukun yang dikerjakan hati) dari shalat. Karena sifatnya rukun qolbi, niat tidak perlu dilafalzkan di mulut. 

Akan tetapi, karena niat merupakan hal yang sangat penting dan bisa membatalkan shalat jika terlewat, sebagian ulama menjadikan niat sebagai bagian dari urutan shalat, dan dilafalzkan dengan bacaan sebagai berikut:

Niat shalat Subuh

"Usholli fardho shubhi rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillahi ta'aala". Artinya, "Aku niat melakukan sholat fardhu Subuh dua rakaat, menghadap kiblat, karena Allah ta'ala".

Apakah niat harus dibaca atau cuma di dalam hati? Terkait dengan hal ini, silakan Sobat mencari kemantapan masing-masing, karena Redaksi Demuslim menghindari perdebatan untuk hal-hal yang sifatnya ikhtilaf (perbedaan pendapat) di kalangan ulama.

2. Takbiratul Ihram

Takbiratul ihram merupakan gerakan memulai shalat. Hukumnya rukun, sehingga tidak boleh ditinggalkan.

Gerakan yang dilakukan pada saat ini adalah berdiri dan mengangkat kedua tangan dengan jari rapat, sejajar telinga pada laki-laki, pada perempuan boleh sejajar pundak, lalu tangan bersedekap di atas pusar dan di bawah dada, dengan posisi tangan kanan di atas tangan kiri.

Saat mengangkat tangan, kita mengucapkan: Allaahu Akbar. Artinya: Allah maha besar. Lalu bersedekap.

3. Membaca Doa Iftitah 

Dalam kondisi tangan bersedekap, membaca doa iftitah. Doa iftitah adalah sunnah dalam shalat. Setidaknya ada dua versi doa iftitah. Sekali lagi, ini adalah ikhtilaf, sehingga tidak perlu diperdebatkan, silakan Sobat mantap memakai yang mana.

Di Indonesia, doa yang lazim dipakai oleh jamaah Muhammadiyah (diriwayatkan dari Abu Hurairah oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim) adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ

Allahumma baa'id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqa tsaubul abyadlu minaddanasi. Allahummaghsil khathaayaaya bil maai watstsalji walbaradi.

Artinya: "Ya Allah, jauhkanlah diriku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana telah Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana telah Engkau bersihkan baju putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah diriku dari kesalahan-kesalahan-ku dengan air, es dan embun."

Sedangkan jamaah NU (Mazhab Syafi’i) biasa menggunakan bacaan yang diriwayatkan dari Imam Ali bin Abi Thalib oleh Imam Muslim sebagai berikut.

اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ"

Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Artinya: "Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah. Maha Suci Allah pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku (hatiku) kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim."

4. Membaca Al-Fatihah

Posisi masih berdiri dan bersedekap. Membaca Al-Fatihah adalah rukun dalam shalat, sehingga tidak boleh ditinggalkan.  Ada berbagai pendapat dalam membaca Al-Fatihah. Jika shalat sendirian, maka jamaah harus membacanya sendiri. Jika shalat berjamaah, bisa mendengarkan bacaan Imam jika Imam membaca secara jahr (terang dan jelas dengan suara keras). Namun jika bacaan Imam tidak jahr, maka makmum tetap harus membaca sendiri dengan tanpa suara.

1. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

bismillâhir-raḫmânir-raḫîm

Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

 2. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

al-ḫamdu lillâhi rabbil-‘âlamîn

Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam

 3. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ

ar-raḫmânir-raḫîm

​​​​​​​Artinya: Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

 4. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ

mâliki yaumid-dîn

​​​​​​​Artinya: Pemilik hari Pembalasan.

 5. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

iyyâka na‘budu wa iyyâka nasta‘în

​​​​​​​Artinya: Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.

6. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ

ihdinash-shirâthal-mustaqîm

​​​​​​​Artinya:​​​​​​​ Bimbing lah kami ke jalan yang lurus,

 7. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَࣖ

shirâthalladzîna an‘amta ‘alaihim ghairil-maghdlûbi ‘alaihim wa ladl-dlâllîn

​​​​​​​Artinya: (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.

5. Membaca Surat Pendek Atau Petikan Al-Quran 

Posisi masih berdiri dan bersedekap.

Membaca bacaan-bacaan Al-Quran, baik surat-surat pendek maupun petikan ayat Al-Quran sifatnya sunnah, dilakukan setelah selesai membaca surat Al-Fatihah. Berikut ini kami contohnya surat Al-Ikhlas.

 "Qul huwallâhu aḫad, allâhush-shamad, lam yalid wa lam yûlad, wa lam yakul lahû kufuwan aḫad".

Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu.(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."

6. Rukuk 

Posisi rukuk

Rukuk adalah bagian dari rukun dalam shalat, berupa gerakan membungkukkan badan dengan tangan di lutut. 

Pada saat rukuk, kita membaca:

Subhaana rabbiyal 'adhiimi wabihamdih (3x)

Artinya: maha suci Tuhanku yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya

7. I’tidal 



I'tidal juga termasuk dalam rukun shalat. Tidak boleh ditinggalkan. Setelah rukuk, kita melakukan I’tidal, yaitu gerakan berdiri tegak setelah rukuk sembari tangan diangkat.  

Sembari melakukan gerakan tersebut, kita membaca: Sami’allaahu liman hamidah.

Artinya: " Aku mendengar orang yang memuji-Nya."

Lalu berdiri tegak dengan tangan lurus di samping (namun ada ikhtilaf di kalangan ulama, ada yang saat berdiri tegak ini kita tidak bersedekap). Pada saat ini kita membaca:

Rabbanaaa lakal hamdu mil-ussamaawaati wa mil-ul-ardhi wa mil-u maa syik-ta min syai-im ba'du.

Artinya: "Ya Allah Tuhan Kami, Bagi-Mu lah segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu."

8. Sujud Pertama

Posisi sujud

Sujud juga termasuk dalam rukun shalat. Setelah i’tidal, kita bersujud dengan tujuh anggota tubuh menyentuh lantai/sajadah, yaitu kening, telapak tangan kanan dan kiri, lutut kanan dan kiri, ujung telapak kaki kanan dan kiri.

Bacaan saat sujud adalah sebagai berikut:

Subhaana rabbiyal 'alaa wa bihamdih (3x)

Maha suci Rabb-ku yang Maha Tinggi dan memujilah aku kepada-Nya

9. Duduk di Antara Dua Sujud 

Gerakan: duduk dengan kaki kiri dilipat (lihat gambar)


Pada saat ini, kita membaca doa di antara dua sujud sebagai berikut:

"Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii"

Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku, sayangilah aku, cukupkanlah aku, tinggikanlah derajatku, berikanlah aku rezeki, berikanlah petunjuk, berikanlah kesehatan dan maafkanlah aku".

Perhatikan, bacaan dalam gerakan ini adalah doa yang memiliki arti luar biasa. Maka, kita perlu lebih khusyuk dan tidak terburu-buru. Semua bacaan shalat memang harus khusyuk dan tenang, namun doa duduk di antara dua sujud ini adalah bacaan yang sering ditinggalkan.

10. Sujud Kedua 

Posisi sujud

Gerakan dan bacaan yang dilakukan dalam sujud kedua sama persis seperti sujud pertama. 

Setelah selesai sujud kedua, lalu kita bangun, berdiri dan mengerjakan rakaat ketiga.

Rakaat Kedua

Rakaat kedua tidak membaca doa iftitah, tetapi langsung membaca surat Al-Fatihah, membaca bacaan Al-Quran, rukuk, dan i'tidal.

11. Doa Qunut

Sebagian umat Islam, khususnya dari Mazhab Syafi'i, membaca doa Qunut setelah i'tidal di rakaat kedua shalat Subuh. Maka, di masjid-masjid NU biasanya ada pembacaan doa ini, sementara di masjid-masjid Muhammadiyah tidak dilakukan.

Perbedaan tentang bacaan Qunut ini bisa dibaca di sini:

Pro Kontra Qunut Saat Shalat Subuh, Bagaimana Penjelasannya?

Adapun doa qunut adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيْمَنُ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي بِرَحْمَتِكَ شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ، وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْأُمّي وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَ سَلَّم

Latin: Allaahummahdinii fiiman hadaita, wa 'aafinii fiman 'aafaita, wa tawallanii fii man tawallaita, wa baarik lii fiimaa a'thaita, wa qinii bi rahmatika syarra maa qadhaita fa innaka taqdhii wa laa yuqdhaa 'alaika, wa innahu laa yadzillu man waalaita, wa laa ya'izzu man 'adaita, tabaarakta rabbanaa wa ta'aalaita, fa lakal hamdu 'alaa maa qadhaita, astahgfiruka wa atuubu ilaika, wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin-nabiyyil ummiyyi wa 'alaa alihi wa shahbihi wasallama.

Artinya: "Ya Allah, berikanlah aku petunjuk seperti orang-orang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan, seperti orang-orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama orang-orang yang telah Engkau pimpin. Limpahkanlah keberkahan kepada apa saja yang telah Engkau berikan kepadaku. Peliharalah aku dengan kasih sayang-Mu dari segala keburukan apa-apa yang telah Engkau putuskan (tetapkan), karena sesungguhnya Engkau-lah yang memberikan ketentuan dan tidak ada yang bisa memberikan ketentuan (keputusan) atas diri-Mu. Sesungguhnya tidaklah akan hina orang-orang yang telah Engkau berikan kekuasaan, dan tidaklah akan mulia orang yang telah Engkau musuhi, Maha Berkah lah Engkau dan Maha Luhur lah Engkau. Segala puji bagi-Mu atas apa yang telah Engkau tetapkan. Aku mohon ampun dan bertobat kepada-Mu. Dan semoga Allah memberikan rahmat dan keselamatan (sholawat) atas diri junjungan kami. Nabi Muhammad, dan juga atas keluarga dan para sahabatnya."

Setelah Qunut, dilanjutnya sujud pertama, duduk di antara dua sujud, dan langsung tasyahud akhir.

12. Tasyahud Akhir (Tahiyat Akhir)   

Tasyahud akhir dilakukan di akhir shalat. Jika shalatnya hanya 2 rakaat, berarti tidak ada tasyahud awal, tetapi langsung. tasyahud akhir. Duduk pada tasyahud akhir berbeda dengan tasyahud awal.

Duduk dengan kaki kiri dilipat, kaki kanan tegak.  Kedua tangan berada di atas lutut masing-masing.

Silakan lihat gambar. Pada gambar di bawah ini terlihat beda duduk saat duduk tasyahud awal (tahiyat awal) dan tasyahud akhir (tahiyat akhir).


Bacaan tasyahud akhir sama dengan tasyahud awal, namun ditambah dengan shalawat. Menjadi sebagai berikut:

"At tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. As salaamu'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wabarakaatuh, assalaamu'alaina wa'alaa ibaadillaahishaalihiin. asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammad rasuulullaah.

Saat mengucapkan Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli 'alaa Muhammad, telunjuk jari tangan kita mengacung ke depan.

Aallaahumma shalli'alaa muhammad, wa'alaa aali muhammad. kamaa shallaita alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim. Wabaarik'alaa muhammad wa alaa aali muhammad. kamaa baarakta alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim, fil'aalamiina innaka hamiidum majiid."

"Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad.

Ya Allah, limpahi lah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad, seperti rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahi lah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya, seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, Engkau lah Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia diseluruh alam."

Demikian juga dengan bacaan versi lainnya, juga ditambah dengan shalawat.

Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu waththoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh. Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahi shshoolihiin. Asyhadu anlaa ilaaha illallaah waasyhadu annamuhammadan ‘abduhu warosuuluh.

Saat mengucapkan Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli 'alaa Muhammad, telunjuk jari tangan kita mengacung ke depan.

Aallaahumma shalli'alaa muhammad, wa'alaa aali muhammad. kamaa shallaita alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim. Wabaarik'alaa muhammad wa alaa aali muhammad. kamaa baarakta alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim, fil'aalamiina innaka hamiidum majiid."

Artinya:

Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan Allah. Semoga keselamatan bagi Engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya.

Ya Allah, limpahi lah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad, seperti rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahi lah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya, seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, Engkau lah Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia diseluruh alam."

12. Salam 

Salam adalah gerakan menoleh ke kanan dan kiri sambil membaca: Assalamu ‘alaikum warahmatullah dua kali, yakni saat menengok ke kanan dan ke kiri. 

Ringkasan

Urutan Gerakan Shalat Shubuh

Niat - takbiratul ikhram – membaca iftitah – membaca surat al-fatihah - membaca surat pendek atau petikan ayat Al-Quran – rukuk – I’tidal – sujud pertama – duduk di antara dua sujud – sujud kedua – berdiri untuk rakaat kedua, membaca al-fatihah  - membaca surat pendek atau petikan ayat al Quran – rukuk – i’tidal lalu membaca doa Qunut bagi Mazhab Syafi'iyyah  – sujud pertama – duduk di antara dua sujud – sujud kedua – tasyahud akhir – salam.

Ditulis oleh Afifah Afra dan tim Demuslim.

Posting Komentar untuk "Keutamaan dan Tata Cara Shalat Subuh"